Gunung Arjuno/Arjuna (3.339 mdpl) adalah gunung api
yang tidak aktif dan kental dengan suasana mistis, berada 'punggung' dengan
Gunung Welirang (3.156 mdpl) yang masih aktif. Keduanya sering disebut sebagai
Arjuno-Welirang. Beberapa gunung yang masih dalam satu rangkaian dengan
Arjuno-Welirang antara lain Gn. Kembar I (3051 mdpl), Gn. Kembar II (3126
mdpl), Gn. Ringgit (2477 mdpl) serta Gn. Anjasmoro (2.277 mdpl).
Sejak jaman Majapahit, kawasan Arjuno sudah dijadikan sebagai lokasi pemujaan,
hal ini dibuktikan dengan banyak ditemukannya bangunan peninggalan sejarah
berupa arca maupun candi yang diyakini dari jaman Kerajaan Majapahit.
Situs-situs kuno dan bersejarah ini banyak ditemui mulai dari kaki gunung
sampai di puncak Arjuno.
Situs-situs pemujaan peninggalan jaman Majapahit ini hanya dijumpai di jalur
pendakian Purwosari, yakni tepatnya dari Desa Tambak Watu Kecamatan Purwodadi,
Kab. Pasuruan.
Rute Pendakian
Ada empat jalur yang bisa digunakan untuk pendakian menuju puncak Gunung Arjuno
dan Gunung Welirang, yakni: Jalur Tretes, Jalur Purwosari, Jalur Lawang, dan
Jalur Sumber Brantas - Batu.
1. Jalur Tretes
Berada di wilayah Kabupaten Pasuruan, Tretes merupakan
kawasan wisata yang cukup terkenal dengan hawa sejuknya. Di kawasan yang banyak
terdapat villa peristirahatan ini terdapat Air Terjun Kakek Bodo yang cukup
indah.
Dari Pos PHPA Tretes, Ngalamers bisa langsung mendaki Gunung Welirang maupun
Arjuno. Setelah berjalan antara 4 – 5 jam ke arah barat daya, pendaki dapat
berhenti dan bermalam di pemondokan tempat penambang belerang. Hampir setiap
hari, puluhan penambang mencari batu belerang untuk dibawa ke Tretes. Di
kawasan ini terdapat air yang cukup melimpah untuk memasak atau mandi.
Pendakian ke puncak Welirang atau berbelok ke arah Arjuno bisa dilanjutkan esok
paginya. Setelah melewati hutan Cemara dengan jalan berbatu, setelah 3
jam pendaki akan sampai di puncak Gunung Welirang. Di bawahnya terdapat sebuah
kawah aktif yang menyemburkan gas belerang.
Jika pendaki ingin melanjutkan ke puncak Arjuno, dari puncak Welirang bisa
turun ± 10 menit ke arah Selatan. Pendaki akan melalui hutan Cemara dengan
melewati sebuah jurang dan pinggiran Gunung Kembar I dan Gunung Kembar II.
Setelah perjalanan 6–7 jam, tibalah di puncak Arjuno.
Sebelumnya, pendaki akan melewati tempat yang ketinggiannya hampir sama dengan
puncak Arjuno, lokasinya datar dan cukup luas. Tempat ini dinamakan 'Pasar
Dieng', dan cukup terkenal di kalangan pendaki karena banyak kisah-kisah aneh
yang diceritakan dari tempat ini, meski dari mulut-ke-mulut. Dari Pasar Dieng,
puncak Gunung Arjuno hanya bisa ditempuh dalam waktu ± 10 menit.
Puncak Gunung Arjuno, atau yang sering disebut Puncak Ogal-Agil memiliki suhu
antara 5 - 10 derajat celcius, serta angin yang cukup kencang. Di sekitar
puncak, pendaki bisa mendirikan tenda untuk bermalam.
Dari sini, Ngalamers bisa menikmati panorama yang sangat indah terutama ketika
malam hari, Hanya dari satu titik, pemandangan kota-kota seperti Surabaya,
Malang, Batu, Pasuruan, serta laut utara dengan kerlipan lampu-lampu kapalnya
akan terlihat semuanya. Kelelahan pasca mendaki akan terbayar.
Jalur turun bisa menuju arah timur (Lawang) dengan melewati hutan Cemara, hutan
tropis dan perdu. Selanjutnya akan sampai di Perkebunan Teh Wonosari bagian
utara. Daripada kembali ke arah Welirang/Tretes, jalur Lawang akan lebih
menyingkat waktu (sekitar 5-6 jam perjalanan).
2. Jalur Lawang
Rute mendaki Puncak Arjuno dari Lawang adalah yang
cukup praktis, sekaligus butuh persiapan fisik dan mental yang kuat dikarenakan
jalur yang menanjak cukup ekstrim. Kecamatan Lawang merupakan lokasi strategis
baik dari arah Surabaya maupun Malang Kota. Berada di jalur utama provinsi,
hampir seluruh angkutan umum melewati Pasar Lawang yang menjadi tempat turun
menuju arah Kebun Teh Wonosari.
Dari pasar Lawang, pendaki bisa naik kendaraan umum (angkutan desa) sejauh 13
km menuju Desa Wonorejo. Pendakian ke puncak Arjuno dimulai dengan terlebih
dahulu melewati Perkebunan Teh Desa Wonosari sejauh 3 km. Di titik ini, pendaki
harus melapor pada petugas PHPA, termasuk ijin pendakian. Wonosari merupakan
desa terakhir untuk menyiapkan bekal termasuk air minum, yang akan sulit
ditemukan di kawasan Gunun Arjuno. Perjalanan 3-4 jam dari Kebun Teh Wonosari,
Ngalamers akan sampai di Oro-Oro Ombo yang merupakan tempat berkemah.
Untuk sampai di Puncak Ogal-Agil, dibutuhkan 6-7 jam perjalanan dengan terlebih
dahulu melalui Jalur Lincing, jalur mendaki berbentuk zig-zag dengan tanjakan
ekstrim. Selanjutnya pendaki akan melalui Pos 'Nggombes', Alas (Hutan) Lali
Jiwo. Hutan tropis yang cukup lebat yang kental dengan kisah mistis dari waktu
ke waktu. Ini adalah pos terakhir sebelum mencapai puncak Arjuno.
Dari Alas Lali Jiwo, pendaki akan melalui Cemoro Sewu dan padang rumput dengan
lokasi yang cukup menanjak. Mendekati puncak, akan dijumpai bebatuan dan
menjumpai tanaman yang cukup nyaman dilihat.
3. Jalur Purwosari
Pendakian dari jalur Purwosari bisa dimulai dari Desa
Tambak Watu. Untuk menuju Desa Tambak Watu bisa naik angkot dari Pasar
Purwosari dengan jarak tempuh 1 jam, atau bisa juga dengan naik ojek. Injin
pendakian juga bisa diurus di Desa Tambak Watu.
Di awal pendakian akan melewati hutan pinus yang tertata rapi, sementara di
sela-sela pohon pinus tersebut banyak ditanami pohon kopi dan pohon pisang.
Suasana tenang dan wingit mulai terasa di kawasan ini. Selanjutnya akan banyak
ditemui banyak peninggalan situs-situs sejarah dari jaman Majapahit,
diantaranya: Goa Antaboga, Petilasan Eyang Abiyasa, Situs Eyang Sakri, Situs
Eyang Semar, Wahyu Makutarama, Puncak Sepilar, dan Candi Manunggale Suci.
Petilasan-petilasan yang masih cukup terawat tersebut
masih sering dikunjungi para peziarah dengan berbagai tujuan. Banyak
diantaranya yang dikeramatkan, salah satunya adalah Situs Eyang Semar. Situs
ini terkenal paling angker, Ngalamers. Meski terdapat tiga buah pondok dan
sebuah aula yang dibangun oleh para peziarah, disarankan untuk tidak menginap
di lokasi ini.
Lain lagi dengan Candi Manunggale Suci, candi yang 'hanya' terdiri dari batu
yang ditata seperti pondasi. Di atasnya terletak sebuah marmer yang bertuliskan
huruf Jawa dan di bawahnya lagi tertulis 'Sura Dira Jaya Diningrat Lebur Dining
Pangastuti' (Kejahatan pasti kalah oleh kebaikan). Di bawahnya tertulis nama
Maha Resi Agung Prawira Harjana. Beliau adalah pengikut setia Bung Karno. Untuk
sampai puncak Ogal-Agil, dari Candi Manunggale Suci bisa ditempuh dalam waktu 5
jam.
Di sekitar puncak Arjuno banyak terdapat batu-batu besar yang berserakan,
jurang terjal berbatu yang sangat indah berada di sisi utara. Namun sangat
disayangkan Ngalamers, bebatuan di puncak Gunung Arjuno ini telah dikotori oleh
banyak coretan tangan dari mereka yang mengaku "Pecinta Alam".
Terdapat sebuah batu yang berbentuk singasana (kursi)
di Puncak Ogal-Agil. Tempat ini sering dikunjungi para peziarah. Tergambar
cakra dan tulisan jawa yang berarti Maha Kuasa. Dan konon, di sinilah tempat
bertahta penguasa Alam Gaib gunung Arjuno. Pengunjung disarankan untuk tidak
duduk atau menginjak batu ini.
Dari puncak, nampak Gunung Welirang yang selalu mengeluarkan asap, arah Barat
Laut Welirang tampak Gunung Penanggungan dengan puncak yang menyerupai Gunung
Semeru. Ke arah timur terlihat puncak Semeru yang menawan. Di sebelah Selatan,
berdiri Gunung Kawi dan Gunung Anjasmoro.
4. Jalur Sumber Brantas, Kota Batu
Rute pendakian yang juga cukup menarik dan
menyenangkan, berada di sebelah barat Gunung Welirang. Kota Batu merupakan kota
wisata memiliki panorama eksotis. Karena terletak di lembah Gunung Panderman
dan lereng Gunung Arjuno, kota penghasil buah dan sayur ini mendapatkan julukan
Swiss-nya Jawa.
Dari arah Malang maupun Kediri, pendaki bisa naik Bus/angkutan umum,
selanjutnya naik minibus menuju Desa Sumber Brantas. Di Desa Sumber Brantas ini
terdapat mata air yang merupakan sumber (titik nol) dari Sungai Brantas yang
mengalir hingga ratusan kilometer. Lokasinya bernama Arboretum Sumber Brantas,
dan dikelola oleh Perum Jasa Tirta.
Jika Ngalamers ingin menyempatkan berwisata, berbelanja buah dan sayur, atau
sekadar beristirahat, di kawasan ini tak perlu khawatir akan lokasi maupun
akses. Jalur ke utara dari Alun-alun Kota Batu, terdapat banyak tempat wisata,
seperti Taman Rekreasi Selecta, Coban Talun, Desa Wisata Kungkuk, Petik Apel hingga Sumber Air Panas Cangar.
Dari kendaraan umum bisa turun di depan Pos KSDA, di Desa Sumber Brantas.
Sebelum pendakian kita harus mendaftar kepada Petugas KSDA. Dari ujung desa
kita memulai pendakian selama dua jam dengan melewati jalan berbatu yang
menanjak dan ladang sayur ke arah Timur Laut, sampai ke tepi sebelah barat Alas
(Hutan) Lali Jiwo. Dalam perjalanan ini samar-samar akan terlihat Puncak
Arjuno. Untuk menyingkat waktu perjalanan, pendaki juga bisa menyewa Jeep di Desa
Sumber Brantas untuk mengantar sampai akhir kebun sayur di tepi hutan.
Setelah pendakian selama empat jam melintasi hutan tropis yang lebat, pendaki
akan sampai di punggung gunung yang menghubungkan puncak Welirang dan Arjuno,
tepatnya sebelah Tenggara Gunung Kembar I.
Pada lokasi ini terdapat persimpangan, ke arah kiri menuju Gunung Welirang (2-3
jam) dan arah kanan menuju Gunung Arjuno (4-5 jam). Ketika mendekati puncak
Welirang di lereng sebelah barat, Ngalamers akan dimanjakan dengan padang Edelweiss.
Beberapa satwa langka seperti Rusa, Kijang, Tupai, Lutung Jawa atau burung
endemik lokal akan sering dijumpai sepanjang perjalanan.